Oleh:
Fazli Rachman
(Mahasiswa PPKn FIS UNIMED dan
Pengurus HMI Koms. FIS UNMED)
Analisa, Hari
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) sedunia jatuh pada 1 Desember.
Keputusan ini diambil atas ide dari Thomas Netter dan James Bunn yang bekerja di bagian informasi Program
Global untuk AIDS Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) di Genewa,
Swiss, untuk menetapkan satu hari untuk meningkatkan kesadaran atas wabah AIDS.
Mereka mengajukan ide ini kepada Jonathan Mann, Direktur Program AIDS Global (kini
dikenal sebagai UNAIDS). Kemudian Mann menyertujuai ide tersebut dan memutuskan
1 Desember 1988 menjadi awal memperingati kesadaran penyebaran wabah AIDS.
Setiap
1 Desember didesdikasikan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian dunia
akan penyebaran infeksi virus HIV (human Immunodeficiency Virus) sebagai penyebab penyakit
AIDS. Hari AIDS dimanfaatkan
sebagai hari untuk mengkampanyekan tentang bahayanya infeksi virus HIV dan pencegahan penyebaran penyakit AIDS.
Sejak 1996 dan Program Bersama PBB untuk HIV/AIDS (UNAIDS) aktif dan mulai bekerja
badan tersebut yang membidangi untuk mempromosikan/mengkampanyekan AIDS di
seluruh dunia.
Bukan
hanya banyak negara didunia yang memanfaatkan hari AIDS sedunia untuk
mengkampayekan bahaya penyakit AIDS. Indonesia juga memanfaatkan hari tersebut
untuk mengkampanyekan bahaya dan cara pencegahan wabah AIDS. Memanfaatkan hari
AIDS sedunia untuk mengkampanyekan bahaya infeksi virus HIV dan bahaya
penyebaran penyakit AIDS serta cara pencegahanya sangatlah tepat.
Pada
2011, penduduk Indonesia yang menderita HIV/AIDS lebih dari 200.000 Jiwa dari
240 juta jiwa penduduk Indonesia (Tempo.co). Artinya 0,24 persen penduduk Indonesia
mengidap HIV/AIDS. Berdasarkan data dari kementrian Kesehatan RI, pada 2012
ditemukan kasus HIV sebanyak 21.511 orang dan AIDS sebanyak 5.686 orang.
Sementara itu, data pada 2011, penderita HIV sebanyak 21.031 orang dan
penderita AIDS sebanyak 5.686 orang. Pada 2012, penderita HIV sebanyak 21.591
orang dan AIDS sebanyak 6.845 orang. Pada tahun 2009, penderita HIV sebanyak
9.793 dan AIDS sebanyak 5.483 orang. Dan pada 2008 penderita HIB sebanyak
10.362 orang dan AIDS sebanyak 4.943 orang (news.detik.com). Data tersebut
menunjukan bahwa Indonesia tidak steril dari ancaman HIV/AIDS.
Bukan
Hanya 1 Desember Saja!
Hari
AIDS sedunia yang bertepatan pada 1 Desember bisa menjadi satu hari untuk
mengkampanyekan penyebaran dan bahaya HIV/AIDS di seluruh dunia. Begitu juga di
Indonesia pemanfaatan momen 1 Desember adalah waktu yang tepat. Tetapi satu
dalam setahun saja tidak cukup untuk mengkampanyekan penyebaran dan bahaya
HIV/AIDS. Butuh banyak hari dan waktu untuk menyadarkan masyarakat akan bahaya
HIV/AIDS.
Hari
AIDS sedunia hanyalah seremoni dalam panjangnya upaya penyadaran masyarakat
akan bahanya HIV/AIDS. Upaya nyata mengkampanyekan dan penanggulangan
penyebaran HIV/AIDS seharusnya dilakukan setiap saat dan kontinu. Penyadaran
masyarakat akan bahaya AIDS tidak dapat dilakukan hanya dengan satu hari saja.
Kampaye bahaya dan pencegahan AIDS dilakukan secara berangsur-angsur dan
kontinu guna membangun secara bertahap mindset
masyarakat akan bahaya AIDS. Dan upaya tersebut tidak dapat dilakukan hanya
pada satu hari saja.
Bahaya
dan Penyebarannya
AIDS disebabkan karena terinfeksi Virus HIV. Oleh
karenanya untuk mengangulagi penyebaran AIDS perlu juga menekan penyebaran infeksi
virus HIV, apalagi AIDS belum ada obatnya. Banyak cara penyebaran virus HIV
baik melalui hubungan seks, transfusi darah, ibu/air susu. Penularan HIV/AIDS
melalui hubungan seks (penetratif) tanpa mengunakan alat kontrasepsi (kondom),
memungkinkan terjadinya penularan Virus HIV kepada lawan jenis. Hubungan seks
sperma (laki-laki) dan cairan vagina tercampur maka kemungkinan terjangkit
virus HIV sangat besar. Memang sangat sulit menentukan kemungkinan terinfeksi
HIV melalui seks tetapi kemungkinan tertular sangatlah tinggi.
Dengan
transfusi darah sangat berpotensi menularkan virus HIV apabila darah yang
digunakan tercemar oleh virus HIV. Kemudian pengunaan jarum suntik secara
bergantiaan juga beresiko. Resiko terinfeksi HIV sangat besar ketika mengkonsumsi
narkoba juga dapat menularkan virus HIV, apalagi salah satu penggunanya sudah
benar-benar terinfeksi.
HIV juga dapat tertular
kepada pada masa kehamilan ibu yang telah terinveksi. Walaupun resikonya kecil
hanya berkisar 15 persen. Air susu ibu juga dapat menyebarkan virus HIV kepada anak yang
menyusui dengan ibunya yang terinfeksi HIV.
Penutup
Mengurangi stigma buruk masyarakat terhadap pengidap
AIDS juga harus dilakukan. Banyak yang berakibat pengucilan pengidap AIDS
karena takut akan tertular penyakit tersebut. Penyakit yang hingga kini belum
ada obatnya menambah buruk pengidap AIDS dimata masyarakat, mereka menjauhinya
karena takut tertular. Padalah penyebaran infeksi HIV terjadi pada
aktivitas-aktivitas tertentu saja, seperti dijelaskan sebelumnya. Oleh
karenanya masyarakat harus diberi pemahaman bagaimana memperlakukan mereka yang
terjangkit AIDS.
Perlu penyadaran akan
akitivitas masyarakat yang berpotensi menyebabkan terjangkit HIV melalui upaya
mengkampayekan. Pemberian pengetahuan tentang gejala dan komplikasi, penyebab,
diagnosis, pencegahan, penanganan dan lainya yang mungkin dianggap perlu untuk
menambah pengetahuan AIDS kepada masyarakat.Untuk membangun mindset masyarakat untuk menjauhi dan
sama-sama menekan peredaran AIDS dimasyarakat perlu dilakukan secara bertahap
dan kontinu.
0 comments:
Post a Comment