Pages

Thursday 6 February 2014

MENGKAMPANYEKAN BAHAYA AIDS (Opini Analisa)


Oleh:
Fazli Rachman
(Mahasiswa PPKn FIS UNIMED dan Pengurus HMI Koms. FIS UNMED)

            Analisa, Hari AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) sedunia jatuh pada 1 Desember. Keputusan ini diambil atas ide dari Thomas Netter dan James Bunn yang bekerja di bagian informasi Program Global untuk AIDS Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) di Genewa, Swiss, untuk menetapkan satu hari untuk meningkatkan kesadaran atas wabah AIDS. Mereka mengajukan ide ini kepada Jonathan Mann, Direktur Program AIDS Global (kini dikenal sebagai UNAIDS). Kemudian Mann menyertujuai ide tersebut dan memutuskan 1 Desember 1988 menjadi awal memperingati kesadaran penyebaran wabah AIDS.
            Setiap 1 Desember didesdikasikan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian dunia akan penyebaran infeksi virus HIV (human Immunodeficiency Virus) sebagai penyebab penyakit AIDS. Hari AIDS dimanfaatkan sebagai hari untuk mengkampanyekan tentang bahayanya infeksi virus  HIV dan pencegahan penyebaran penyakit AIDS. Sejak 1996 dan Program Bersama PBB untuk HIV/AIDS (UNAIDS) aktif dan mulai bekerja badan tersebut yang membidangi untuk mempromosikan/mengkampanyekan AIDS di seluruh dunia.
            Bukan hanya banyak negara didunia yang memanfaatkan hari AIDS sedunia untuk mengkampayekan bahaya penyakit AIDS. Indonesia juga memanfaatkan hari tersebut untuk mengkampanyekan bahaya dan cara pencegahan wabah AIDS. Memanfaatkan hari AIDS sedunia untuk mengkampanyekan bahaya infeksi virus HIV dan bahaya penyebaran penyakit AIDS serta cara pencegahanya sangatlah tepat.
            Pada 2011, penduduk Indonesia yang menderita HIV/AIDS lebih dari 200.000 Jiwa dari 240 juta jiwa penduduk Indonesia (Tempo.co). Artinya 0,24 persen penduduk Indonesia mengidap HIV/AIDS. Berdasarkan data dari kementrian Kesehatan RI, pada 2012 ditemukan kasus HIV sebanyak 21.511 orang dan AIDS sebanyak 5.686 orang. Sementara itu, data pada 2011, penderita HIV sebanyak 21.031 orang dan penderita AIDS sebanyak 5.686 orang. Pada 2012, penderita HIV sebanyak 21.591 orang dan AIDS sebanyak 6.845 orang. Pada tahun 2009, penderita HIV sebanyak 9.793 dan AIDS sebanyak 5.483 orang. Dan pada 2008 penderita HIB sebanyak 10.362 orang dan AIDS sebanyak 4.943 orang (news.detik.com). Data tersebut menunjukan bahwa Indonesia tidak steril dari ancaman HIV/AIDS.
Bukan Hanya 1 Desember Saja!
            Hari AIDS sedunia yang bertepatan pada 1 Desember bisa menjadi satu hari untuk mengkampanyekan penyebaran dan bahaya HIV/AIDS di seluruh dunia. Begitu juga di Indonesia pemanfaatan momen 1 Desember adalah waktu yang tepat. Tetapi satu dalam setahun saja tidak cukup untuk mengkampanyekan penyebaran dan bahaya HIV/AIDS. Butuh banyak hari dan waktu untuk menyadarkan masyarakat akan bahaya HIV/AIDS.
            Hari AIDS sedunia hanyalah seremoni dalam panjangnya upaya penyadaran masyarakat akan bahanya HIV/AIDS. Upaya nyata mengkampanyekan dan penanggulangan penyebaran HIV/AIDS seharusnya dilakukan setiap saat dan kontinu. Penyadaran masyarakat akan bahaya AIDS tidak dapat dilakukan hanya dengan satu hari saja. Kampaye bahaya dan pencegahan AIDS dilakukan secara berangsur-angsur dan kontinu guna membangun secara bertahap mindset masyarakat akan bahaya AIDS. Dan upaya tersebut tidak dapat dilakukan hanya pada satu hari saja.
Bahaya dan Penyebarannya
            AIDS disebabkan karena terinfeksi Virus HIV. Oleh karenanya untuk mengangulagi penyebaran AIDS perlu juga menekan penyebaran infeksi virus HIV, apalagi AIDS belum ada obatnya. Banyak cara penyebaran virus HIV baik melalui hubungan seks, transfusi darah, ibu/air susu. Penularan HIV/AIDS melalui hubungan seks (penetratif) tanpa mengunakan alat kontrasepsi (kondom), memungkinkan terjadinya penularan Virus HIV kepada lawan jenis. Hubungan seks sperma (laki-laki) dan cairan vagina tercampur maka kemungkinan terjangkit virus HIV sangat besar. Memang sangat sulit menentukan kemungkinan terinfeksi HIV melalui seks tetapi kemungkinan tertular sangatlah tinggi.
            Dengan transfusi darah sangat berpotensi menularkan virus HIV apabila darah yang digunakan tercemar oleh virus HIV. Kemudian pengunaan jarum suntik secara bergantiaan juga beresiko. Resiko terinfeksi HIV sangat besar ketika mengkonsumsi narkoba juga dapat menularkan virus HIV, apalagi salah satu penggunanya sudah benar-benar terinfeksi.
HIV juga dapat tertular kepada pada masa kehamilan ibu yang telah terinveksi. Walaupun resikonya kecil hanya berkisar 15 persen. Air susu ibu juga  dapat menyebarkan virus HIV kepada anak yang menyusui dengan ibunya yang terinfeksi HIV.
Penutup
            Mengurangi stigma buruk masyarakat terhadap pengidap AIDS juga harus dilakukan. Banyak yang berakibat pengucilan pengidap AIDS karena takut akan tertular penyakit tersebut. Penyakit yang hingga kini belum ada obatnya menambah buruk pengidap AIDS dimata masyarakat, mereka menjauhinya karena takut tertular. Padalah penyebaran infeksi HIV terjadi pada aktivitas-aktivitas tertentu saja, seperti dijelaskan sebelumnya. Oleh karenanya masyarakat harus diberi pemahaman bagaimana memperlakukan mereka yang terjangkit AIDS.
Perlu penyadaran akan akitivitas masyarakat yang berpotensi menyebabkan terjangkit HIV melalui upaya mengkampayekan. Pemberian pengetahuan tentang gejala dan komplikasi, penyebab, diagnosis, pencegahan, penanganan dan lainya yang mungkin dianggap perlu untuk menambah pengetahuan AIDS kepada masyarakat.Untuk membangun mindset masyarakat untuk menjauhi dan sama-sama menekan peredaran AIDS dimasyarakat perlu dilakukan secara bertahap dan kontinu.


            

0 comments:

Post a Comment